Sabtu, 22 Oktober 2016
Hari Santri, Mati Sahid atau Hidup Merdeka
Al-Ittihad – Santri Ponpes Nahdlatut Tholibin al-Islamiyyin (NTI) Kebonharjo menggelar upacara hari santri 2016 pada Minggu 23 Oktober. Upacara diundur sehari lantaran pada 22 Oktober kemarin ada agenda rutin yang sudah jauh-jauh hari direncanakan oleh pengurus Ponpes.
Meskipun terlambat sehari, upacara hari santri tetap berlangsung khidmat meskipun di bawah rintik hujan. Semua santri mengikuti jalannya upacara dengan menggunakan sarung dan berpeci. Tidak ada keseragaman pada kostum mereka. Hal ini sebagai simbol bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesuia (NKRI) berdiri di atas keberagaman.
Bertindak sebagai pembina upacara, sesepuh Ponpes NTI, KH Abdul Manaf. Dalam sambutannya Kyai Manaf menjelaskan kepada santri NTI tentang resolusi jihad yang dicetuskan oleh KH Hasyim As’ari.
Kyai Manaf juga menceritakan betapa heroiknya perjuangan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mereka bahu-membahu bertempur seperti singa kelaparan melawan sekutu yang dikomandoi oleh Inggris dalam pertempuran Surabaya.
“Pertempuran tiga hari tiga malam itu berhasil menewaskan jenderal Inggris, AWS Mallaby. Santri dan para pemuda tanpa rasa takut sedikit pun melawan kecanggihan tentara sekutu. Mati sahid atau hidup merdeka, itu pilihan mereka,” jelas Kyai Manaf berapi-api.
Menurut Kyai Manaf, santri era kini harus terus memperjuangkan cita-cita luhur yang telah dibuat oleh para pendahulu bangsa. Santri sejati harus menjunjung tinggi NKRI, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945. “Mari kita semua santri NKRI, berkarya untuk negeri. Dari santri untuk negeri, negeri yang berdiri di atas keberagaman, Indonesia,” tandasnya.
Ketua panitia peringatan hari santri 2016, Da’in Munthoha mengatakan, rangkaian peringatan hari santri digelar untuk menumbuhkan kembali sikap dan identitas santri. Sehingga keberadaan hari santri ini akan selalu menjadi momentum perjuangan dalam mengawal kemerdekaan Indonesia. (Red)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar