Sabtu, 01 Oktober 2016

Keren, Ponpes NTI Kembangkan Biogas Berbahan Tinja Santri

BIOGAS RAMAH LINGKUNGAN : Ponpes NTI Kebonharjo Jatirogo sudah mulai menggunakan biogas berbahan tinja untuk keperluan memasak ratusan santri putra dan putri di sana.

Al-Ittihad, edisi 5 - Pondok Pesantren (Ponpes) Nahdlotut Tholibin al-Islamiyyin (Ponpes NTI) Kebonharjo Jatirogo di tahun 2016 ini mulai mengembangkan biogas untuk pertama kalinya. Program tersebut mulai dijalankan di Ponpes NTI pada Ramadan 2016 lalu dan hingga kini menjadi penopang utama kebutuhan logistik santri di sana.

Uniknya, biogas tersebut tidak menggunakan bahan baku dari kotoran hewan. Cukup ekstrim, ternyata bahan baku dari biogas untuk memasak semua kebutuhan makan santri itu berasal dari tinja santri sendiri.

Menurut pengasuh Ponpes NTI, KH Achmad Alam Farid, penggunaan biogas berbahan tinja santri ini merupakan hasil studi banding di Ponpes Dadapan, Desa Dadapan Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang.

Berawal dari hal itu, akhirnya pengurus Ponpes NTI bersepakat untuk mengembangkan biogas yang dikenal ramah lingkungan itu. Butuh dana hingga Rp 27 juta untuk bisa membuat biogas berbahan tinja untuk kebutuhan ratusan santri.

“Awalnya pembuatan biogas dengan bahan baku tinja ini terkendala dengan minimnya dana. Selain itu, tenaga untuk proses pengerjaannya juga sulit didapat. Namun, akhirnya demi kebutuhan santri sendiri, biogas bisa digunakan hingga sekarang,” jelas pengasuh yang akrab disapa Gus Mad ini.

Seorang santri Ponpes NTI, Alvina Nadhirotun mengatakan, penggunaan biogas berbahan tinja ini terbukti mampu menekan biaya kebutuhan makan santri. Sehingga, anggaran yang awalnya untuk kebutuhan elpiji, saat ini bisa dialihkan santri di bidang lainnya.

Selain itu, proses memasak menggunakan biogas berbahan tinja ini juga diyakini berjalan lebih cepat. Kondisi itu mendukung mobilitas santri yang setiap hari memiliki jadwal kegiatan yang sangat padat.

“Biogas juga dapat meringankan tenaga kerja memasak. Awalnya, proses masak cukup lambat menjadi lebih cepat. Seperti memasak nasi yang awalnya membutuhkan waktu 3 jam menjadi hanya 1 jam saja,” ujar Alvina.

Selama ini, tidak ada dampak negatif terkait penggunaan biogas berbahan baku tinja. Aroma perapian yang ditimbulkan dari kompor juga tidak menimbulkan dampak berupa bau menyengat. Selain itu, aspek keamanan sejauh ini juga terjamin dan tidak menimbulkan dampak bahaya. (Ima/Vivin/Isma-MTs/Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar