![]() |
PELATIHAN K-13, Pembukaan pelatihan Kurikulum 2013 (K-13) dengan pembicara tim dari UWKS di Ulumiyyah (Al-Ittihad) |
Al-Ittihad, edisi 5 – Yayasan Ponpes Al-Barmawy menggandeng Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) dalam penerapan Kurikumum 2013 (K-13). salah satu wujudnya adalah menggelar pelatihan bagi pengajar di MTs dan MA Unggulan Ulumiyyah. Pelatihan digelar dua kali, Mei 2016 dan yang terakhir 3 Desember 2016 bertempat di aula MTs dan MA Unggulan Ulumiyyah.
Dalam dua kali pelatihan tersebut, diajarkan bagaimana menerapkan konsep K-13 dalam dunia pembelajaran. Pada latihan pertama, kalangan pengajar Ulumiyyah diajari berbagai hal terkait K-13, semisal pembuatan RPP, silabus serta metode pembelajaran.
Sedangkan pada pelatihan yang terakhir pada Desember 2016, kalangan pengajar Ulumiyyah dibekali bagaimana melakukan evaluasi pembelajaran. Guru juga dilatih untuk memberikan penilaian seobyektif mungkin berdasarkan K-13.
Kepala MTs Ulumiyyah, Dr H Kaswadi, M. Hum yang juga merupakan pengajar di UWKS mengatakan, pelatihan penerapan K-13 merupakan hal penting bagi setiap madrasah atau sekolah. Sebab, kurikulum ini merupakan pilihan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah.
Menurutnya, pemahaman pengajar mengenai kurikulum harus selalu terupdate sesuai dengan kondisi di lapangan. Sehingga, saat melaksanakan pembelajara di kelas guru akan mampu menciptakan sesuatu yang baru dan menyenangkan bagi peserta didiknya.
“Ibarat berjualan, guru itu harus kulakan setiap hal yang baru. Sehingga yang dijual juga akan selalu baru. Pelatihan seperti ini ibaratnya adalah kulakan guru. Dengan mengkikuti pelatihan, maka saat mengajar atau mempraktikan ilmu di madrasah guru akan selalu menawarkan hal yang baru,” jelasnya.
Dekan Fakultas Bahasan dan Sains UWKS Dr Fransiska Dewi saat menyampaikan materi mengatakan, dalam pelaksanaan K-13 penilaian oleh guru tidak bisa dilakukan di akhir pembelajaran saja.
“Penilaian terhadap peserta didik harus dilakukan menyeluruh. Bukan hanya di akhir pembelajaran saja, tapi juga harus melihat proses peseta didik mulai awal dan pertengahan pembelajaran,” terang dia.
Ia juga menyampaikan, pembelajaran K-13 di era modern seperti saat ini guru juga harus mampu secara bijak mengembangkan potensinya. Sebab, di era yang serba digital banyak siswa yang memiliki daya kritis sehingga sudah banyak mengetahui materi sebelum diajarkan oleh gurunya.
“Jika guru tidak ikut mengupdate materi tersebut bisa saja dalam kelas mereka berpotensi tertinggal pengetahuan dari muridnya sendiri,” ujarnya.
Dalam pelatihan yang digelar selama setengah hari itu mayoritas pengajar di MTs dan MA Unggulan Ulumiyyah hadir. Hanya sebagian kecil yang tidak bisa mengikutinya karena berbagai alasan.
“Pelatihan ini penting dan bagus untuk pengembangan kurikulum di madrasah yang baru berkembang. Apalagi pematerinya adalah orang-orang yang memang memiliki keahlian di bidang itu,” kata seorang peserta dari MA Unggulan Ulumiyyah, Ustadz Suyatno. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar